Bintang

Aku tengah ada di dalam malam-malam syahdu tak berujung
Menanti hadirnya gemerlap bintang yang dulu sempat terpancar jelas dari kedua sudut matamu
Bintang yang hanya bisa dinikmati oleh tatapan ketulusan juga penantian
Bintang yang dulunya mampu menghilangkan segala rasa keresahan juga keputusasaan
Namun nyatanya, kini bintang itu tak lagi terpancar untukku
Aku tak lagi menemukan aku ada dalam sinar-sinar bahagiamu
Aku tak lagi menemukan aku ada dalam sinar-sinar harapanmu
Aku pernah menjadi yang paling terang, hingga pada akhirnya kau tak mampu melihat cahayaku dalam keterangan itu
Aku pernah menjadi yang paling merdu, hingga pada akhirnya kau tak mampu mendengar melodiku dalam kemerduan itu
Kau boleh menertawakan diriku yang masih saja terjebak dalam angan-angan tentangmu
atau bahkan kau benar-benar tak peduli akan hadirku
Kau boleh melakukan segalanya
Asal kau tahu,
Kemanapun kau memandang, aku masih menjadi matamu
Kemanapun kau berlari, aku masih menjadi kakimu
Kemanapun kau bersembunyi, aku masih menjadi rahasiamu
Kemanapun kau pulang,
Aku masih rumahmu





hingga pada akhirnya, kau pun akan selalu menjadi bintangku


aksarasaku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warna

Setiap Itu Adalah Kamu

Tanpa Suara