Pada kicau burung menyapa pagi, aku kembali Menerka lagi sedalam apa luka yang sempat terbingkai Tertegun bahwa hatiku sempat mati pada andai Yang pantasnya beradu sorai saat ramai Di situlah aku, menjalin harap dalam senyap Berharap luka ini tak selamanya menetap Seperti cerita yang sudah di ujung kalimat Bukan lagi saatnya mengeja siapa yang salah dalam berharap Sudah bukan lagi saatnya beradu kisah siapa yang paling terluka Maka sudah saatnya kembali melangkah Bersiap untuk mendaki terjal dalam suka dan duka Berbekal diri yang sembuh dan utuh secara logika Mulai menerima yang sempat tak seirama Mengemas yang sempat menjadi cemas Merajut langkah sambil bersujud Berlutut dalam doa-doa yang bertaut DidengarNya doa yang menjadi jerit panjang di tengah malam Hatinya ikhlas dan jiwanya tak lagi kelam Lalu datanglah sang tuan mengucap salam Menawarkan petualangan yang kemudian disulam Dikatakannya pada sang Tuan, Tenanglah, Hatiku sudah siap memulai kisah ini Mari merajut kehidupan dengan ...
Setiap kata menyiratkan makna Setiap ujar meninggalkan rasa Dan setiap aksara tak mampu lagi kujadikan nama Jika yang kuhadapi itu adalah dirimu Setiap jejak menitipkan luka Setiap nada mengalunkan derita Dan setiap bait sajak selalu saja mengguratkan air mata Setiap kali yang kupandangi itu adalah tentangmu Ah, susah Aku kehabisan kata-kata Cobalah kau baca ini Kurasa kau akan mengerti -rawr
Di kejauhan kuamati langkah kakimu menjauhiku Kutatap punggung gagahmu tanpa satupun suara rindu Ia disekap Tak kubolehkan satu orang pun tahu Aku mendalami mata indahmu Mata yang dengannya kau memandang luas duniamu Aku curang, ikut masuk ke sana tanpa kau tahu Duniaku berubah seketika kau tertawa merdu Menjadi penyulut kebahagiaanmu di hari itu -aksarasaku
Komentar
Posting Komentar