Belum Beranjak
Pada lorong-lorong waktu yang pernah kita ciptakan,
Kucoba semampuku untuk tak mengingatnya kembali.
Karena semakin sering aku melihatnya pada lorong itu,
Semakin sering kudapati jejak kakiku menggariskan sebuah penderitaan.
Yang mungkin selalu kuanggap baik-baik saja di setiap tapaknya.
Orang-orang berkata,
"Cobalah kau lihat lagi!
Itulah penderitaanmu sebenarnya.
Penderitaan atas apa yang seharusnya bisa kau lupakan.
Namun, hasilnya nihil.
Kau gagal.
Kau masih di sana.
Belum beranjak.
Kalian sudah selesai.
Kau yang belum."
Kataku,
Iya.
Terima kasih,
sudah mengingatkan;
-rawr
Kucoba semampuku untuk tak mengingatnya kembali.
Karena semakin sering aku melihatnya pada lorong itu,
Semakin sering kudapati jejak kakiku menggariskan sebuah penderitaan.
Yang mungkin selalu kuanggap baik-baik saja di setiap tapaknya.
Orang-orang berkata,
"Cobalah kau lihat lagi!
Itulah penderitaanmu sebenarnya.
Penderitaan atas apa yang seharusnya bisa kau lupakan.
Namun, hasilnya nihil.
Kau gagal.
Kau masih di sana.
Belum beranjak.
Kalian sudah selesai.
Kau yang belum."
Kataku,
Iya.
Terima kasih,
sudah mengingatkan;
-rawr
Komentar
Posting Komentar