Sebuah Pesan

Aku melihat begitu besarnya harapan yang terpahat nyata di sudut aksaramu. Tidak ada yang berbeda antara aku dan kamu. Sama-sama berharap. Mungkin hanya ada di waktu. Dulu aku yang berani mengucap harapan. Sedang sekarang, adalah dirimu. Begitu istimewanya dia. Hingga harapan menyapanya bertubi, dari aku lalu kamu. Kau beruntung. Bisa bercerita banyak padanya;sekarang. Karena dulu, akulah yang paling semangat mengukir alur hidupku bersamanya. Karena dulu, akulah orang yang selalu mengganggu malamnya hanya untuk menceritakan kejadian sore hari. Ah, aku jadi rindu. Bersyukurlah, ia pendengar yang baik. Aku bahkan rindu memaki kisah padanya. Kau tak perlu khawatir. Aku tidak akan mendendam. Berbahagialah. Mungkin masaku telah habis bersamanya. Kini saatnya dirimu. Bahagiakan dia. Sebuah kalimat klise, aku bahagia jika dia bahagia.

(Jombang, 2018)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warna

Setiap Itu Adalah Kamu

Tanpa Suara