Pernah Datang
Lagi-lagi ini masih tentangmu. Seperti tidak punya inspirasi lain untuk kutuliskan. Malam ini. Masih teringat tentang dirimu. Tentang dirimu yang pernah kusebut rumah. Apa aku pernah bercerita padamu? Jika kamu pernah kusebut sebagai rumah. Singgah. Tempat pulangku setelah kulabuhkan munajatku padaNya. Kau pernah ada. Dalam bulir-bulir doa di sepertiga malamku. Sebagai hal yang sangat aku syukuri. Sebagai hal yang sangat berarti. Sebagai hal yang tak pernah bisa kupungkiri. Kau ada. Menguatkanku. Sering lelah menghampiri. Mengeluh tiada henti akan hiruk pikuk dunia. Namun kau menenangkan. Membuka pikiran. Menjelaskan. Dunia indah jika dinikmati. Kau datang. Mengingatkan. Dari menghujat menjadi bermunajat. Kau datang. Melengkapi. Segala kekosongan diri. Kau datang. Menghargai. Sebagai sosok yang tak pernah melukai. Hingga akhirnya kau datang. Mengingatkan. Dari dosa-dosa yang selama ini menjelma menjadi kata cinta. Kau datang mengingatkan. Seharusnya tidak begini. Aku bahagia. Kau pernah begitu sering datang. Kuucapkan terima kasih atas kedatangan yang tak pernah kuminta itu. Aku percaya. Kau akan selalu datang, sebagai apapun dalam hidupku.
(Jombang, 2018)
Komentar
Posting Komentar