Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Ini Tentang Surat

Kemarin, aku menuliskan sebuah surat. Bukan surat cinta, bukan surat rindu, bukan pula surat wasiat. Entah harus kunamai apa surat ini. Senja itu, aku hanya ingin menyampaikan pesan yang sempat aku rahasiakan hanya dengan Tuhanku. Kurasa yang bersangkutan tak perlu mengetahuinya. Namun, nihil. Aku tergoda. Aku gagal. Aku harus menuliskannya. Biar kuperkenalkan diriku. Aku adalah seorang gadis pengagum senja yang selalu membutuhkan teman bercerita. Kurasa, kau tahu itu. Oh iya, aku sangat senang menuliskan segala macam kalimat rindu. Aku rasa, kau juga tahu itu. Ah satu lagi, aku adalah gadis yang menyukai segala hal yang berhubungan dengan laut. Dan kurasa, kau masih mengingatnya. Melalui surat itu, kukatakan segalanya tentang diriku setelah perpisahan di suatu senja kala itu. Aku hanya ingin mengucapkan ribuan kalimat terima kasih untuk segala pemberian yang pernah kau sematkan dalam kebimbanganku. Aku percaya, Tuhan mengirimkanmu bukan tanpa maksud. Ia memberikan begitu banya...
Ada saja cara Tuhan untuk mendekatkan senja dan fajar yang katanya tak akan pernah bertemu itu. -rawr

Melodi Senja

Senja Aku disini, hening! Merangkai setiap bait sajakku bersama sepi Sesakit itukah nafasku dalam senja? Hingga ia mengurungku dalam durja Enggan menjemput hati yang telah hancur terjajah Sehina itukah diriku dalam senja? Namun kau hujan, Kau datang membawa melodi dalam senjaku Menjadi setiaku yang sederhana Menemani disetiap sajak hidupku Kau yang selalu kembali Sekalipun kau tau Sakitnya jatuh terhempas ke tanah Kau yang membuatku kembali bersenandung dalam senja, Tetaplah disini Menemani dengan sejuta kesetiaan Karena kau, adalah bahagiaku yang sederhana -rawr

Gelap

Menghadap gelap Apa yang kau tatap? Rindu Kau kah suara merdu? Kelam Ia terbalut malam Sunyi Tanpa perlu menyanyi Lengkap sudah jiwaku Terbawa dalam gelapnya rindu, kelam, nan sunyi Tidak Bukan kamu Namun kita -rawr

Itu Kamu

Saat itu aku hanya mengenali kedua matamu Tidak dengan tuturmu Ataupun dengan lakumu Saat itu aku hanya mengenali namamu Tidak dengan senyummu Ataupun bahkan candamu Saat itu pula aku hanya mengenali impianku Tidak dengan pembuktianku Ataupun bahkan perkenalanmu -rawr

Ombak Itu

Iya, aku adalah ombak itu Datang bersama sang bayu Menggulung menerjang karang batu Menepis kelabu Dan menghela di tepi sang waktu Bukankah engkau pantai itu? Menjemputnya tanpa ragu Tanpa pedulinya waktu Menjadikan hidupmu berlagu Karena ia, suara alam paling merdu -rawr

Maaf

Maaf, jika aku terkesan menuduhmu. Maaf, jika aku terkesan menyalahkanmu. Maaf, jika aku terkesan mengatakan bahwa kamu adalah yang menyakiti. Aku sadari, tak seharusnya aku bersikap seolah aku satu-satunya orang yang tersakiti. Namun nyatanya tidak. Aku tidak pernah tahu, bagaimana rasa yang sedang kau rasakan saat aku mengucapkan usai. Aku tidak pernah tahu, bagaimana rasa yang sedang kau rasakan setiap aku mem- posting  segala macam kalimat rindu atau lainnya yang secara tidak langsung itu adalah untukmu. Aku tidak pernah tahu bahwa mungkin saja kamu yang lebih merasa tersakiti daripada aku. Maafkan aku, yang egois. Ingin benar sendiri. Merasa rindu sendiri. Merasa kehilangan sendiri. Aku pun tak pernah tahu, Mungkin saja kau pun merasakannya. Ribuan kata maaf ingin sekali aku sampaikan padamu yang rasanya sekarang sudah asing dengan kata "kita". Entah indera perasaku yang salah atau memang kamu yang sudah benar-benar pergi. Aku yakin, suatu saat nanti kau...

Perihal Laut

Katakan padaku, Tempat apa yang kiranya paling ingin kau kunjungi? Tempat apa yang kiranya akan selalu bisa mengingatkanmu tentang diriku? Maka jika kau bertanya kembali, Berlarilah engkau ke sana, Ke laut itu. Perihal laut, aku pun sangat mengaguminya Satu kalimat yang sempat aku baca di buku favorite ku tentang salah satu alasan aku menyukai laut yaitu, "ombak adalah suara alam yang paling merdu." Entah mengapa aku pun langsung menyetujuinya. Bagiku, laut adalah salah satu bukti keindahan alam dan juga cara Tuhan menyampaikan sebuah pengikhlasan dan ketenangan. Sebuah keikhlasan kiranya tak harus semua orang mengetahuinya. Sebuah keikhlasan juga tak seharusnya diumbar melalui sebuah curahan hati pada yang lain. Sebuah keikhlasan hanya bisa kau rasakan sendiri. Maka jika kau sudah merasakan keikhlasan yang lapang pada hatimu, tanyakan kembali masih perihkah jika namanya tersebut di suatu senja? Ah tak pantas jika kau masih saja mengeluh sesak pada dadamu. Laut ju...

Perihal Senja

Gambar
Katakan pada semua orang bahwa aku memang mengaguminya. Perihal senja, aku tidak pernah bosan untuk memandanginya. Bagiku, senja adalah cara Tuhan menyampaikan bagaimana langit mengucapkan selamat tinggal pada cahaya sorenya. Lalu senja menjadi cara yang sama untuk menyampaikan kalimat pertemuan dengan gelapnya malam. Kadang aku berpikir begitu indahnya Tuhan menjadikan senja sebagai simbol pertemuan dan perpisahan. Setiap kali aku melihat senja, aku tidak pernah berhenti mengenang semua pertemuan dan perpisahan yang pernah aku alami. Sungguh, senja selalu saja membawaku dalam putaran waktu yang hadir setiap aku melihatnya. Perihal kamu, aku merasa senja telah menjadi bagian dari kita. Mungkin kau tak pernah menyadarinya. Kau tidak akan pernah tahu bagaimana kamu meninggalkan dengan menyisakan segala kenangan yang harusnya masih kurasakan saat itu. Kau tak pernah tahu, bahwa sebenarnya kamu adalah senja itu. Begitu teduh, begitu tenang, dan juga begitu kurindukan. Kau adalah senja it...

Make a New Page

Hari ini, hari pertama libur midterm semester keduaku, aku memutuskan untuk akhirnya move on  dari kesedihanku akibat diblokirnya salah satu website andalanku. Rasanya terlalu berlebihan, namun inilah faktanya. Susah untuk menjelaskan bagaimana rasanya kehilangan kenangan yang seharusnya masih bisa dinikmati. Mungkin aku bukanlah penulis yang baik, namun aku akan menjadi penulis yang paling jujur. Karena menjadi jujur membutuhkan banyak sekali usaha melawan banyak hal. Tentang diriku, rasanya aku ingin berbagi sedikit cerita. Aku adalah seorang pengagum laut, senja, dan dandelion. Aku tidak menyadari sejak kapan sebenarnya aku mengagumi mereka. Bagiku, laut adalah gambaran sebuah keikhlasan dan ketenangan. Senja adalah gambaran dari sebuah pertemuan dan perpisahan. Sedangkan dandelion adalah sebuah gambaran tentang perjuangan dalam kehdupan. Aku rasa, mereka sangat cocok untuk disatukan. Lalu aku, sudah terlalu pantas rasanya untuk berteman baik dengan mereka. Di tempat ini aku ...